Ini Akibat Buruk Dari Kebiasaan Melepas Baterai Saat Menggunakan Laptop
Banyak yang berpendapat, jika menggunakan laptop dalam waktu lama, sebaiknya baterai laptop dilepas saja dan hanya menggunakan stopkontak sebagai sumber energi. Ini dimaksudkan untuk mengistirahatkan baterai agar tidak terlalu keras bekerja sehingga diharapkan umur baterai dapat bertahan lebih lama.
Logika diatas kelihatannya masuk akal dan bagus untuk dipraktekkan. Karena kita tahu, masa pakai sebuah baterai laptop memang ada limit maksimumnya. Setelah limit itu terpenuhi, baterai laptop akan rusak dengan sendirinya, tidak dapat diperbaiki dan harus diganti dengan yang baru.
Misalnya sebuah baterai laptop memiliki limit pemaikaian 1000 kali charger, atau sekitar 5 tahun pemakainan normal, sebelum akhirnya rusak dan minta diganti dengan yang baru. Namun karena kita sering menggunakan laptop seharian nonstop, untuk bermain game online misalnya, aktifitas men-charge laptoppun bisa dilakukan 2-3 kali sehari.
Dengan aktifitas laptop yang terbilang padat tersebut, limit 1000 kali charge bisa tercapai hanya dalam waktu satu tahun. Dan berarti, kita sudah harus membeli baterai baru untuk laptop kesayangan kita yang baru berumur satu tahun!
Berangkat dari keprihatinan inilah muncul ide untuk melepas baterai ketika menggunakan laptop dalam jangka waktu yang lama. Dan ide ini pula yang saya praktekkan dirumah terhadap laptop kesayangn saya. Mengingat saya sering menggunakan laptop seharian untuk bekerja, mencharge baterai laptoppun bisa dilakukan beberapa kali dalam sehari.
Dengan yakin saya lepas dan saya simpan rapi beterai laptop yang sudah terisi 50%, untuk kemudian melanjutkan aktifitas bekerja dengan laptop hanya dengan mengandalkan stopkontak sebagai sumber energinya.
Saya menjalani aktifitas ini sekitar satu bulan dengan nyaman, berfikir bahwa baterai laptop saya dalam keadaan aman dan tentu akan awet umurnya karena jarang saya pakai.
Tiba waktunya saya harus beraktifitas diluar rumah yang membutuhkan laptop. Baterai yang selama ini saya simpan, saya pasangkan kembali ke laptop.
Pertama menggunakan laptop dengan baterainya saya agak terkejut, karena baterainya hanya bertahan kurang lebih 15 menit. Saya coba untuk berfikir positif, bahwa energi 50% yang saya isikan ke baterai mungkin saja berkurang selama satu bulan tidak saya pakai.
Namun ketika baterai dicharge full, waktu pemakaiannya tetap sekitar 15 menit. Beberapa hari kemudian, umur baterai menurun menjadi hanya sekitar 5 menit, dan beberapa hari kemudian baterai hanya bertahan beberapa detik dari posisi full charge. Hanya cukup untuk melakukan shutdown ketika listrik tiba-tiba mati.
Namun rupanya tidak berhenti sampai disitu, beberapa hari kemudian baterai tidak menyimpan energi sama sekali. Begitu listrik mati, laptop juga ikutan mati walaupun baterai dalam keadaan terpasang.
Akhirnya baterai laptop tidak bisa digunakan sama sekali, pakai atau tidak pakai baterai tidak ada bedanya. Begitulah akhirnya, maksud hati ingin membuat awet umur baterai yang terjadi justru sebaliknya. Padahal laptop yang saya maksud itu masih baru, sekitar 6 bulan buka segel dari toko.
Belajar dari pengalaman saya tersebut, berhati-hati dan fikirkan ulang bagi kamu yang ingin membuka baterai laptopnya. Karena kerugian yang diderita bisa lebih buruk ketimabng manfaat yang diharapkan didapat.
Berikut beberapa kerugian yang bisa ditimbulkan akibat melepas baterai saat menggunakan laptop :
1. Laptop bisa sering hang dan lemot
Karena hanya mengandalkan arus listrik sebagi sumber energi, ketika arus listrik tidak stabil atau tiba-tiba listrik mati, laptoppun ikut mati mendadak. Bila ini sering terjadi, sistem dapat menjadi crash. Kejadian hang pada laptoppun akan sering terjadi. Kalaupun dapat beroperasi, biasanya kinerja laptop menjadi lemot atau lambat.
2. Merusak komponen di dalam laptop
Akibat lain dari listrik yang tidak stabil dan sering mati, dapat merusak komponen-komponen di dalam laptop yang terhubung langsung dengan daya listrik, seperti harddisk, layar LCD, keyboard mapun kapasitor. Dan dibutuhkan biayay yang mahal untuk memperbaikinya.
3. Kerusakan pada baterai laptop
Cairan kimia di dalam baterai dapat membeku akibat tidak digunakan dalam waktu yang lama. Kalau sudah membeku tentu saja daya kerja baterai tidak optimal lagi. Baterai tidak bisa dicharge lagi atau tidak bisa menyimpan energi sama sekali. Satu-satunya solusi, tentu menggantinya dengan baterai baru.
Bagi kamu yang tetap ngotot ingin melepas baterai laptopnya selama digunakan, sedapat mungkin jangan biarkan baterai mengganggur lebih dari tiga hari. Setelah tiga hari disimpan gunakan kembali baterai laptop kamu, bebrapa hari kemudian lepas lagi. begitu seterusnya. Ini untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pada baterai.
Dan untuk menghindari kerusakan pada sisitem maupun komponen dalam laptop, kamu dapat menggunakan UPS ketika tidak menggunakan baterai.
Semoga bermanfaat.
Baca selengkapnya »
Logika diatas kelihatannya masuk akal dan bagus untuk dipraktekkan. Karena kita tahu, masa pakai sebuah baterai laptop memang ada limit maksimumnya. Setelah limit itu terpenuhi, baterai laptop akan rusak dengan sendirinya, tidak dapat diperbaiki dan harus diganti dengan yang baru.
Misalnya sebuah baterai laptop memiliki limit pemaikaian 1000 kali charger, atau sekitar 5 tahun pemakainan normal, sebelum akhirnya rusak dan minta diganti dengan yang baru. Namun karena kita sering menggunakan laptop seharian nonstop, untuk bermain game online misalnya, aktifitas men-charge laptoppun bisa dilakukan 2-3 kali sehari.
Dengan aktifitas laptop yang terbilang padat tersebut, limit 1000 kali charge bisa tercapai hanya dalam waktu satu tahun. Dan berarti, kita sudah harus membeli baterai baru untuk laptop kesayangan kita yang baru berumur satu tahun!
Berangkat dari keprihatinan inilah muncul ide untuk melepas baterai ketika menggunakan laptop dalam jangka waktu yang lama. Dan ide ini pula yang saya praktekkan dirumah terhadap laptop kesayangn saya. Mengingat saya sering menggunakan laptop seharian untuk bekerja, mencharge baterai laptoppun bisa dilakukan beberapa kali dalam sehari.
Dengan yakin saya lepas dan saya simpan rapi beterai laptop yang sudah terisi 50%, untuk kemudian melanjutkan aktifitas bekerja dengan laptop hanya dengan mengandalkan stopkontak sebagai sumber energinya.
Saya menjalani aktifitas ini sekitar satu bulan dengan nyaman, berfikir bahwa baterai laptop saya dalam keadaan aman dan tentu akan awet umurnya karena jarang saya pakai.
Tiba waktunya saya harus beraktifitas diluar rumah yang membutuhkan laptop. Baterai yang selama ini saya simpan, saya pasangkan kembali ke laptop.
Pertama menggunakan laptop dengan baterainya saya agak terkejut, karena baterainya hanya bertahan kurang lebih 15 menit. Saya coba untuk berfikir positif, bahwa energi 50% yang saya isikan ke baterai mungkin saja berkurang selama satu bulan tidak saya pakai.
Namun ketika baterai dicharge full, waktu pemakaiannya tetap sekitar 15 menit. Beberapa hari kemudian, umur baterai menurun menjadi hanya sekitar 5 menit, dan beberapa hari kemudian baterai hanya bertahan beberapa detik dari posisi full charge. Hanya cukup untuk melakukan shutdown ketika listrik tiba-tiba mati.
Namun rupanya tidak berhenti sampai disitu, beberapa hari kemudian baterai tidak menyimpan energi sama sekali. Begitu listrik mati, laptop juga ikutan mati walaupun baterai dalam keadaan terpasang.
Akhirnya baterai laptop tidak bisa digunakan sama sekali, pakai atau tidak pakai baterai tidak ada bedanya. Begitulah akhirnya, maksud hati ingin membuat awet umur baterai yang terjadi justru sebaliknya. Padahal laptop yang saya maksud itu masih baru, sekitar 6 bulan buka segel dari toko.
Belajar dari pengalaman saya tersebut, berhati-hati dan fikirkan ulang bagi kamu yang ingin membuka baterai laptopnya. Karena kerugian yang diderita bisa lebih buruk ketimabng manfaat yang diharapkan didapat.
Berikut beberapa kerugian yang bisa ditimbulkan akibat melepas baterai saat menggunakan laptop :
1. Laptop bisa sering hang dan lemot
Karena hanya mengandalkan arus listrik sebagi sumber energi, ketika arus listrik tidak stabil atau tiba-tiba listrik mati, laptoppun ikut mati mendadak. Bila ini sering terjadi, sistem dapat menjadi crash. Kejadian hang pada laptoppun akan sering terjadi. Kalaupun dapat beroperasi, biasanya kinerja laptop menjadi lemot atau lambat.
2. Merusak komponen di dalam laptop
Akibat lain dari listrik yang tidak stabil dan sering mati, dapat merusak komponen-komponen di dalam laptop yang terhubung langsung dengan daya listrik, seperti harddisk, layar LCD, keyboard mapun kapasitor. Dan dibutuhkan biayay yang mahal untuk memperbaikinya.
3. Kerusakan pada baterai laptop
Cairan kimia di dalam baterai dapat membeku akibat tidak digunakan dalam waktu yang lama. Kalau sudah membeku tentu saja daya kerja baterai tidak optimal lagi. Baterai tidak bisa dicharge lagi atau tidak bisa menyimpan energi sama sekali. Satu-satunya solusi, tentu menggantinya dengan baterai baru.
Bagi kamu yang tetap ngotot ingin melepas baterai laptopnya selama digunakan, sedapat mungkin jangan biarkan baterai mengganggur lebih dari tiga hari. Setelah tiga hari disimpan gunakan kembali baterai laptop kamu, bebrapa hari kemudian lepas lagi. begitu seterusnya. Ini untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pada baterai.
Dan untuk menghindari kerusakan pada sisitem maupun komponen dalam laptop, kamu dapat menggunakan UPS ketika tidak menggunakan baterai.
Semoga bermanfaat.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh
Label: Tips Laptop
Label: Tips Laptop